Melakukan penelitian, kampanye, dan pengembangan jaringan
Dalam melakukan penelitian dan kampanye, LBH Pers rutim merilis data monitoring kasus kekerasan terhadap jurnalis yang dipublikasikan setiap tahun. Kekerasan terhadap pers di Indonesia tercatat masih cukup tinggi dengan angka fluktuatif. Pada tahun 2014 telah terjadi 72 kasus kekerasan, 2015 sebanyak 50 kasus, 2016 sebanyak 83kasus, 2017 sebanyak 63 kasus, 2018 sebanyak 71 kasus, 2019 sebanyak 79 kasus, 2020 sebanyak 117 kasus, dan 2021 sebanyak 55 kasus. Hasil riset LBH Pers diumumkan kepada publik dan dilaporkan ke United Nations (PBB) melalui The Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR) untuk kepentingan advokasi Internasional.
LBH Pers aktif di beberapa koalisi jaringan masyarakat sipil dalam mengadvokasi hak asasi manusia khususnya hak kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Indonesia, dan juga aktif menginisiasi beberapa jaringan regional untuk perlindungan terhadap hak atas kebebasan berekspresi di Asia Tenggara, seperti Media Defence Southeast Asia ( MD Sea ), Advocate for Freedom of Expression Coalition – Southeast Asia ( AFEC – SEA ) dan juga South East Asia Lawyers (SEALawyers).